Gambitechno - Vakum Tapi Tetap Terima Proyek dari Luar

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Taufik Ismail

BERAWAL dari sering berkumpul bersama-sama, 11 orang lulusan Teknik Informatika, Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) sepakat mendirikan Gambitechno Digital Solution.

Berbagai aplikasi telah mereka hasilkan di antaranya, "game Panahan Pon Jabar 2016" serta "Dandutanrok" alias "Dadan Duta Anti Rokok".
Co founder Gambitechno, Adi Rahman mengatakan, mereka mendirikan Gambitechno bulan November 2014. "Kami satu kelas dan sering ngumpul bareng. Pas lulus, kami ingin buka usaha sendiri. Jadinya bikin startup," kata Adi kepada Tribun di kampus Unjani, Cimahi, Rabu (7/12) malam.

Tak lama setelah berdiri, mereka mengikuti lomba "best apps.id" yang digelar oleh Telkom. Gambitechno mengirim dua tim. Satu tim membuat web, satu tim lainnya membuat game.

Adi menambahkan, yang mereka buat adalah game untuk memperingatkan orang agar tidak merokok di tempat umum. Aplikasi ini mereka beri nama Dandutanrok yang merupakan akronim dari "Dadan Duta Anti Rokok".

"Alhamdulillah, kami masuk 10 besar dan mendapat hadiah Rp 10 juta. Uang itu digunakan untuk modal usaha," kata Adi.

Uang itu mereka gunakan untuk menyewa ruko di kawasan Ciawitali, Kota Cimahi. Mereka patungan untuk menutupi kekurangan biaya sewa ruko. Bagian bawah ruko mereka pakai untuk jualan bakso. Lalu lantai dua dan tiga dipakai sebagai kantor. Di awal berdirinya, Gambitechno lebih banyak mengerjakan proyek dari luar. Ada pihak yang meminta dibuatkan web dan ada juga yang ingin dibuatkan game. Di samping itu, mereka juga membuat beberapa aplikasi yakni game "Battle of Rope" serta "Hidden Message".

Merasa dunia game belum menjanjikan, mereka membuat aplikasi lain. "Kami membuat aplikasi Ekeymart. Ini market place online. Kelebihannya bisa mempertemukan orang yang punya ide bisnis dengan pemodal," ujar Adi.

Sayang, aplikasi ini tak berdaya ketika harus bersaing dengan market place yang sudah lebih dulu muncul dan terkenal. Alhasil Ekeymart hanya dibuat sampai versi beta.

Di pertengahan tahun 2015, mereka mendapat proyek untuk membuat game pekan olahraga nasional (PON). Gambitechno lantas membuat game "Panahan PON Jabar".

Setelah itu, mereka punya ide untuk membuat aplikasi lain. "Kami membuat usahain.com. Ini aplikasi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan jasa laundry, memperbaiki komputer atau memperbaiki telepon seluler," ujarnya.

Aplikasi ini juga mengikuti program inkubasi dari Pemkot Cimahi. Ide mereka diterima oleh Pemkot Cimahi dan masuk 20 besar. Mereka mendapat mentoring dan difasilitasi membuat PT. Kini Gambitechno Digital Solution telah mendapat akta notaris menjadi PT dan tengah mengurus hal-hal lainnya.

Adi mengatakan, aplikasi ini bisa mendatangkan keuntungan bagi mereka. Rata-rata setiap bulan mereka bisa mendapatkan transaksi sebesar Rp 20 juta.

"Dibanding aplikasi lainnya, usahain.com yang bisa mendatangkan profit," katanya.

Kendala datang ketika usahain.com ternyata diminati masyarakat luas. Semula target pasar mereka adalah Bandung dan Cimahi.
Tak disangka, banyak konsumen yang datang dari luar kota, terutama Jakarta. "Bisa dibilang 75 persen dari Jakarta, dan 25 persen di Bandung serta Cimahi," kata Adi.

Ini membuat mereka kesulitan karena di Jakarta belum ada rekanan yang diajak bekerjasama. Layanan aplikasi ini pun terhenti di bulan Agustus 2016. Kendati demikian, Gambitechno tetap menerima proyek dari pihak luar. Saat ini mereka tengah mengerjakan pesanan website tentang informasi pasar aman dari BPOM.

"Kami vakum dulu untuk mengeluarkan produk pribadi. Kami ingin memperkaya ilmu. Sekarang kami ada lima orang, dan semuanya menyebar. Ada yang kuliah S2, ada yang bisnis dan ada yang mencari ilmu di luar," ujarnya. (tis)

^{Naskah ini juga bisa Anda baca di Koran Tribun Jabar, edisi Minggu (11/12/2016).

sumber link : http://jabar.tribunnews.com/2016/12/11/gambitechno-vakum-tapi-tetap-terima-proyek-dari-luar?page=all}